Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Sopan Santun
Sopan santun adalah bersikap menghormati dan bertindak tenang dan halus. Orang yang memiliki sopan santun selalu bertindak sesuai dengan cara yang diterima oleh masyarakat, menunjukkan rasa hormat, peduli dan perhatian kepada orang lain. Contoh sopan santun misalnya: mengucap salam, menyapa teman atau orang lain yang lebih tua, tidak memotong bicara atau antrian, berbicara dengan suara yang pantas yaitu tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan. Tertib lalu lintas, mengucapkan terima kasih bila mendapat bantuan atau pertolongan. Mengucap maaf atau permisi bila meminta bantuan.
Lain lubuk lain ikan, lain padang lain belalang, lain daerah lain pula cara bersopan santun. Di beberapa daerah membelakangi orang tua dianggap sopan, tapi di daerah lain dianggap tidak sopan. Di suatu daerah, menatap mata ketika berbicara dianggap sopan, tapi di daerah lain, dianggap tidak sopan.
Sopan santun menyenangkan hati orang lain. Sehingga orang lain juga akan membalasnya dengan sikap yang sama. Berbicara dengan cara yang sopan, lebih mudah diterima oleh lawan bicara dibandingkan dengan cara yang tidak sopan. Keberhasilan akan lebih mudah diraih bila berbicara dan bertindak dengan sopan santun. Sebaliknya pertengkaran dan perselisihan akan selalu terjadi bila tidak menjaga sopan santun.
Sopan santun dimulai sejak kecil. Karena akan sulit jika dipelajari pada masa tua. Ibarat ranting pohon yang masih muda, yang masih bisa diluruskan. Tapi ranting yang tua akan patah bila dibengkokkan.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
21 November, 2017
18 November, 2017
Amanat Pembina Upacara : Setelah UTS (Ulangan Tengah Semester)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Kegiatan Setelah UTS (Ulangan Tengah Semester)
Satu semester terdiri dari enam bulan. Ulangan tengah semester disingkat UTS adalah penilaian tengah semester atau mid semester. Tujuannya adalah mempersiapkan siswa dalam menghadapi ujian berikutnya yaitu ulangan akhir semester (UAS). UAS adalah penilaian akhir semester (PAS). Ujian akhir ini sangat mempengaruhi kenaikan kelas atau kelulusan siswa. Oleh karena itu sebelumnya perlu diakan pemanasan berupa UTS.
Untuk menghadapi ujian sebaiknya menggunakan prinsip 1 X 3, bukan 3 X 1. Maksudnya adalah sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Satu materi pelajaran dicicil selama tiga hari. Bukan tiga materi pelajaran yang gabungkan dalam satu hari. Belajar sedikit demi sedikit, lebih baik karena memberi kesempatan kepada otak dan tubuh untuk recovery. Bila otak dan tubuh tidak diberi kesempatan untuk recovery, maka akan drop dan sakit.
Hasil belajar tiga bulan dapat diketahui dengan UTS. Setelah UTS maka siswa dapat mengetahui hasil belajarnya selama ini. Hasil belajar tersebut berupa nilai yang menjadi acuan untuk kegiatan belajar selanjutnya. Tindak lanjut setelah UTS sangat mendesak untuk dilakukan. Agar nilai rapor akhir semester dapat lebih meningkat.
Memperbanyak tubian terhadap mata pelajaran yang masih rendah nilainya, sangat penting. Bila tidak maka nilai UTS tersebut akan tetap rendah. Mengulangi pelajaran secara bertubi-tubi adalah kunci sukses dalam belajar. Semakin sering suatu pelajaran diulang-ulang, maka semakin mudah dihafal. Tentu saja dihafal sedikit demi sedikit. Seperti seikat sapu lidi, tidak dapat dipatahkan sekaligus. Tapi dipatahkan lidinya satu persatu.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Kegiatan Setelah UTS (Ulangan Tengah Semester)
Satu semester terdiri dari enam bulan. Ulangan tengah semester disingkat UTS adalah penilaian tengah semester atau mid semester. Tujuannya adalah mempersiapkan siswa dalam menghadapi ujian berikutnya yaitu ulangan akhir semester (UAS). UAS adalah penilaian akhir semester (PAS). Ujian akhir ini sangat mempengaruhi kenaikan kelas atau kelulusan siswa. Oleh karena itu sebelumnya perlu diakan pemanasan berupa UTS.
Untuk menghadapi ujian sebaiknya menggunakan prinsip 1 X 3, bukan 3 X 1. Maksudnya adalah sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. Satu materi pelajaran dicicil selama tiga hari. Bukan tiga materi pelajaran yang gabungkan dalam satu hari. Belajar sedikit demi sedikit, lebih baik karena memberi kesempatan kepada otak dan tubuh untuk recovery. Bila otak dan tubuh tidak diberi kesempatan untuk recovery, maka akan drop dan sakit.
Hasil belajar tiga bulan dapat diketahui dengan UTS. Setelah UTS maka siswa dapat mengetahui hasil belajarnya selama ini. Hasil belajar tersebut berupa nilai yang menjadi acuan untuk kegiatan belajar selanjutnya. Tindak lanjut setelah UTS sangat mendesak untuk dilakukan. Agar nilai rapor akhir semester dapat lebih meningkat.
Memperbanyak tubian terhadap mata pelajaran yang masih rendah nilainya, sangat penting. Bila tidak maka nilai UTS tersebut akan tetap rendah. Mengulangi pelajaran secara bertubi-tubi adalah kunci sukses dalam belajar. Semakin sering suatu pelajaran diulang-ulang, maka semakin mudah dihafal. Tentu saja dihafal sedikit demi sedikit. Seperti seikat sapu lidi, tidak dapat dipatahkan sekaligus. Tapi dipatahkan lidinya satu persatu.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Menghadapi Ujian Sekolah
- Amanat Pembina Upacara: Tentang Kejujuran
- Pidato Upacara Bendera: Semangat Belajar
- Selanjutnya...
13 November, 2017
Amanat Pembina Upacara : Meraih Cita-cita
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Meraih cita-Cita
Cita-cita adalah impian, keinginan, rencana atau harapan yang ingin diraih atau diwujudkan oleh seseorang. Setiap orang punya cita-cita. Ada yang cita-citanya kuat, ada pula yang tidak. Semakin kuat keinginannya, semakin terbuka jalan untuk meraih atau mewujudkannya. Ada seribu satu jalan bagi yang mau bersungguh-sungguh. Tapi ada seribu satu alasan bagi yang tidak mau. Di mana ada kemauan di sana pula ada jalan. Where there is a will there is a way. Oleh karena itu bercita-citalah setinggi langit. Apabila tidak bisa setinggi langit, maka cukup setinggi burung di langit. Apabila tidak bisa, maka cukup setinggi pohon kelapa. Apabila tidak bisa juga, maka cukup setinggi pohon mangga.
Seseorang yang sehat jasmani dan rohani bercita-cita ingin menjadi TNI/Polri. Bila tidak kesampaian, ia bisa menjadi satpam. Seseorang yang pintar, bercita-cita ingin menjadi dosen. Bila tidak kesampaian maka ia bisa menjadi guru. Seseorang yang suka menolong, bercita-cita menjadi dokter, bila tidak kesampaian, maka ia bisa menjadi bidan atau perawat.
Cita-cita diraih dengan proses belajar. Tidak ada seorangpun yang lahir langsung pintar. Seorang bayi, belajar berjalan, lalu belajar berbicara, lalu sekolah dan menjadi pintar. Oleh karena itu, tidak ada seorang bayi yang langsung jadi tentara dan punya pistol. Tapi bayi tersebut harus melalui proses belajar hingga dewasa dan jadi tentara.
Belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah atau madrasah adalah jalan terbaik untuk menggapai cita-cita. Orang yang bersekolah lebih mudah meraih cita-cita dibandingkan dengan yang tidak bersekolah. Semakin tinggi sekolahnya, semakin dekat dengan cita-citanya. Orang yang memiliki cita-cita, hidupnya lebih bersemangat dan lebih sehat dibandingkan dengan orang yang tidak punya cita-cita. Penyakit akan lebih suka mendekati orang yang tidak punya cita-cita. Semua yang dimiliki bisa hilang. Tapi harapan dan cita-cita harus ada selama hayat dikandung badan. Mari gantungkan cita-cita setinggi langit.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Meraih cita-Cita
Cita-cita adalah impian, keinginan, rencana atau harapan yang ingin diraih atau diwujudkan oleh seseorang. Setiap orang punya cita-cita. Ada yang cita-citanya kuat, ada pula yang tidak. Semakin kuat keinginannya, semakin terbuka jalan untuk meraih atau mewujudkannya. Ada seribu satu jalan bagi yang mau bersungguh-sungguh. Tapi ada seribu satu alasan bagi yang tidak mau. Di mana ada kemauan di sana pula ada jalan. Where there is a will there is a way. Oleh karena itu bercita-citalah setinggi langit. Apabila tidak bisa setinggi langit, maka cukup setinggi burung di langit. Apabila tidak bisa, maka cukup setinggi pohon kelapa. Apabila tidak bisa juga, maka cukup setinggi pohon mangga.
Seseorang yang sehat jasmani dan rohani bercita-cita ingin menjadi TNI/Polri. Bila tidak kesampaian, ia bisa menjadi satpam. Seseorang yang pintar, bercita-cita ingin menjadi dosen. Bila tidak kesampaian maka ia bisa menjadi guru. Seseorang yang suka menolong, bercita-cita menjadi dokter, bila tidak kesampaian, maka ia bisa menjadi bidan atau perawat.
Cita-cita diraih dengan proses belajar. Tidak ada seorangpun yang lahir langsung pintar. Seorang bayi, belajar berjalan, lalu belajar berbicara, lalu sekolah dan menjadi pintar. Oleh karena itu, tidak ada seorang bayi yang langsung jadi tentara dan punya pistol. Tapi bayi tersebut harus melalui proses belajar hingga dewasa dan jadi tentara.
Belajar dengan sungguh-sungguh di sekolah atau madrasah adalah jalan terbaik untuk menggapai cita-cita. Orang yang bersekolah lebih mudah meraih cita-cita dibandingkan dengan yang tidak bersekolah. Semakin tinggi sekolahnya, semakin dekat dengan cita-citanya. Orang yang memiliki cita-cita, hidupnya lebih bersemangat dan lebih sehat dibandingkan dengan orang yang tidak punya cita-cita. Penyakit akan lebih suka mendekati orang yang tidak punya cita-cita. Semua yang dimiliki bisa hilang. Tapi harapan dan cita-cita harus ada selama hayat dikandung badan. Mari gantungkan cita-cita setinggi langit.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
03 Oktober, 2017
Amanat Pembina Upacara : Budaya Malu
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan
amanat pembina upacara yang berjudul: Budaya Malu
Malu adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap orang. Rasa malu adalah
pembeda antara orang yang waras dan yang tidak. Orang yang waras akan merasa
malu untuk berjalan tanpa busana di pusat keramaian. Sebaliknya orang yang
tidak waras tidak akan malu dan akan melakukan apapun tanpa rasa malu.
Orang yang normal memiliki rasa malu kepada diri sendiri bila tidak
mampu mewujudkan resolusi yang telah dicita-citakan dalam hati. Orang yang
normal akan memiliki rasa malu kepada Tuhan jika tidak beribadah kepada-Nya.
Orang yang normal akan merasa malu kepada orang lain atau masyarakat jika
ketahuan berbuat tidak baik.
Seorang siswa lazimnya merasa malu jika memperoleh nilai ujian yang
rendah. Ia akan belajar lebih giat lagi agar nilainya bagus. Ia akan mengikuti
ujian dengan jujur. Ia malu bila curang dalam ujian. Seorang siswa akan merasa
bangga bila memiliki prestasi. Sebaliknya akan malu bila mendapat hukuman dari
sekolah.
Lazimnya seseorang merasa malu jika teman atau keluarganya mendapat
malu. Oleh karena itu ia akan berusaha melindungi diri dan orang terdekatnya agar
tidak mendapat malu. Dalam agama Islam, rasa malu adalah salah satu bagian dari
keimanan. Semakin rendah rasa malunya, maka rendah pula imannya. Semakin tinggi
malunya, semikn tinggi pula imannya.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
01 Oktober, 2017
Amanat Pembina Upacara : Menghadapi Ujian Sekolah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan
amanat pembina upacara yang berjudul: Menghadapi Ujian Sekolah
Sebentar lagi ujian akan tiba. Dalam ujian para siswa harus menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pertanyaan tersebut berkaitan erat dengan materi pembelajaran yang sudah dipelajari. Hasil ujian tersebut dilaporkan dalam bentuk buku laporan evaluasi belajar siswa yang disebut buku rapor.
Ujian sangat menentukan kelulusan siswa. Dengan ujian maka tingkat
kepintaran siswa dapat diketahui. Biasanya semakin pintar seorang siswa,
semakin tinggi pula nilai rapornya. Cara terbaik untuk pintar adalah belajar
setiap hari. Membaca buku pelajaran setiap hari. Mengulang pelajaran setiap
hari. Semakin sering membaca buku pelajaran maka akan semakin pintar. Semakin
sering mengulang pelajaran, maka akan semakin pintar. Tidak ada seorangpun yang
lahir langsung pintar. Tapi orang pintar itu karena proses belajar.
Orang yang pintar tidak akan curang dalam ujian. Ia sadar bahwa ujian
adalah untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya. Ia
sadar bahwa curang dalam ujian adalah sikap yang tidak baik.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Setelah Ulangan Tengah Semester (UTS)
- Amanat Pembina Upacara: Tentang Kejujuran
- Pidato Upacara Bendera: Tata Tertib Sekolah
- Selanjutnya...
24 September, 2017
Amanat Pembina Upacara : Tahun Baru Islam
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan
amanat pembina upacara yang berjudul: Tahun Baru Islam
Beberapa waktu yang lalu umat Islam merayakan tahun baru Hijriah. Yaitu tahun baru umat Islam. Tahun baru Islam diperingati setiap tanggal satu bulan Muharam. Sistem kalender Islam dan Jawa berdasarkan peredaran bulan. Sedangkan sistem kalender Masehi berdasarkan peredaran matahari. Oleh karena itulah kalender Islam dan Jawa tidak jauh berbeda. Sistem kalender Islam ditetapkan oleh khalifah Umar bin Khattab pada tahun 638 M (17 H). Yaitu berpatokan pada peristiwa hijrahnya nabi Muhammad saw dari Mekkah ke Madinah.
Tahun baru adalah momentum untuk introspeksi diri. Beruntunglah orang
yang masa sekarang dan masa depannya lebih baik dari masa lalunya. Masa depan
akan menjadi baik jika mulai dari sekarang selalu melakukan hal yang baik
terus-menerus.
Tahun baru adalah momentum untuk menjadikan pengalaman masa lalu
sebagai pelajaran yang berharga. Tak ada yang dapat mengajari seseorang lebih
baik dari pengalaman masa lalunya. Alangkah ruginya orang yang jatuh
berkali-kali ke lubang yang sama.
Tahun baru adalah momentum yang tepat untuk menentukan rencana atau
pencapaian yang harus diraih. Dengan menetapkan target yang harus diraih, maka
hari-hari akan dilalui dengan penuh harapan, penuh gairah, dan penuh semangat.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: yang Islami
- Amanat Pembina Upacara: Syahadat
- Pidato Upacara Bendera: Menuntut Ilmu Adalah Ibadah
- Selanjutnya...
23 September, 2017
Amanat Pembina Upacara : Hari Ibu
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan
amanat pembina upacara yang berjudul: Hari Ibu
Seorang ibu mengandung anaknya selama sembilan bulan sepuluh hari. Lalu
menumpahkan darahnya untuk melahirkan anak-anaknya. Banyak ibu yang
mengorbankan nyawa demi melahirkan anaknya. Baik ketika melahirkan maupun
setelah melahirkan beberapa hari.
Ibu mengasuh dan menyusui bayinya selama lebih kurang dua tahun. Setiap
malam ia terbangun untuk mengasuh dan menyusui bayinya. Apalagi ketika bayinya
terserang demam. Alangkah besarnya perjuangan seorang ibu untuk anak-anaknya.
Ketika telah dewasa, tak jarang seorang anak masih menyusahkan ibunya. Demikianlah
kasih sayang ibu sepanjang masa hidupnya. Oleh karena itu sudah seharusnya
seoarang anak membalas jasa-jasa ibunya. Selalu berbuat baik dan mendo’akannya.
Untuk mengenang jasa ibu, di negara Republik Indonesia hari ibu
diperingati setiap tanggal 22 Desember. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia No. 316 tahun 1959 yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember
sebagai hari ibu sekaligus hari besar nasional bukan hari libur.
Surat keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh kongres perempuan
Indonesia tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang mendeklarasikan tekad dan
perjuangan kaum ibu untuk mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Hari Guru
- Amanat Pembina Upacara: Hari Pramuka
- Pidato Upacara Bendera: Cinta Tanah Air
- Selanjutnya...
22 September, 2017
Amanat Pembina Upacara : Akhlak Terpuji
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan
amanat pembina upacara yang berjudul: Akhlak Terpuji
Akhlak terpuji adalah ucapan atau perbuatan yang baik. Misalnya sopan
dalam perkataan. Perkataan yang tidak sopan dapat menyakitkan hati
pendengarnya. Ucapan yang sopan lebih baik dari pada memberi sesuatu tapi
disertai dengan ucapan yang menyakitkan.
Akhlak terpuji berikutnya adalah suka menolong. Misalnya menolong ibu
menyapu rumah, atau mencuci piring. Menolong teman yang sedang sakit dengan
menjenguk dan mendo’akannya agar cepat sembuh, dan sebagainya.
Akhlak terpuji selanjutnya adalah amanah (dapat dipercaya). Orang yang
amanah tidak suka berkhianat. Siswa yang mendapat amanat menjadi ketua kelas
maka akan menjalankan tugas yang diembannya dengan baik. Ia tidak menyalahgunakannya.
Siswa yang mendapat amanah sebagai pengurus OSIS akan menjalankan tugas
organisasi dengan sebaik-baiknya. Ia tidak menyalahgunakannya.
Akhlak terpuji berikutnya adalah jujur. Siswa yang jujur akan disenangi
oleh teman-temannya dibandingkan dengan siswa yang tidak jujur. Siswa yang
tidak jujur adalah siswa yang suka berkhianat. Siswa yang berbohong akan
menutupi kebohongannya dengan kebohongan-kebohongan berikutnya. Ia akan
memiliki derajat yang rendah di mata teman-temannya.
Segala sesuatu yang banyak akan menjadi murah harganya. Kecuali akhlak
terpuji. Semakin banyak akhlak terpuji seseorang, maka semakin tinggi harga
dirinya.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Sopan Santun
- Amanat Pembina Upacara: Tentang Etika
- Pidato Upacara Bendera: Tata Krama
- Selanjutnya...
21 September, 2017
Amanat Pembina Upacara : Semangat Belajar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan
amanat pembina upacara yang berjudul: Semangat Belajar
Bayi yang baru lahir, tidak punya kepintaran apapun. Beberapa bulan
kemudian ia belajar berdiri dan belajar
berjalan. Ia belajar berbicara bahasa ibu. Beberapa tahun kemudian ia sekolah
dan menjadi pintar. Ada yang menamatkan sekolah dokter, maka ia menjadi dokter.
Ada yang menamatkan sekolah polisi, maka ia menjadi polisi. Ada yang menamatkan
sekolah tentara, maka ia jadi tentara. Ada yang menamatkan sekolah guru, maka
ia menjadi guru dan seterusnya.
Orang yang punya cita-cita, akan berusaha meraih cita-citanya. Ia
berusaha meraih cita-citanya dengan belajar. Ia memiliki semangat belajar. Hari-harinya
dijalani dengan penuh semangat. Orang yang hari-harinya penuh semangat, akan jauh
dari penyakit, dibandingkan dengan orang yang tidak semangat. Ia menjadi lebih
semangat, karena cita-citanya sejalan dengan hobinya.
Semangat belajar itu penting, siswa yang semangat belajar akan
disayangi guru dan disegani oleh teman-teman. Di sekolah akan bertambah banyak
siswa yang ingin berteman dengannnya. Siswa yang semangat belajar akan aktif
dalam berbagai aktifitas di sekolah. Aktifitas tersebut sangat bermanfaat bagi
masa depannya, untuk meraih cita-cita.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Tentang Rajin Belajar
- Amanat Pembina Upacara: Tentang Motivasi Belajar
- Pidato Upacara Bendera: Meraih Cita-cita
- Selanjutnya...
19 September, 2017
Amanat Pembina Upacara : Generasi Muda Penerus Bangsa
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat
pembina upacara yang berjudul: Generasi Muda Penerus Bangsa.
Generasi muda memiliki peranan penting dalam kemajuan negara. Kondisi suatu
negara bergantung pada generasi mudanya. Pemerintahan penjajah Belanda
digoyahkan oleh pemuda dengan pergerakan organisasi Budi Utomo, peristiwa
Sumpah Pemuda dan lain-lain. Pemerintahan penjajah Jepang ditumbangkan oleh
pemuda dengan peristiwa Rengasdengklok. Pemerintahan orde lama ditumbangkan
dengan demonstrasi pemuda dan mahasiswa. Demikian juga dengan pemerintahan orde
baru.
Pada masa penjajahan Belanda, para pemuda membentuk organisasi Budi
Utomo. Organisasi tersebut berdiri tanggal 20 Mei 1908. Organisasi ini telah
membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Oleh karena itulah hingga
sekarang setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari kebangkitan nasional.
Lalu pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda berkumpul di Jakarta untuk mendeklarasikan
Sumpah Pemuda. Yaitu bertumpah darah satu, berbangsa satu dan berbahasa satu
yaitu Indonesia. Hingga sekarang setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai
hari Sumpah Pemuda.
Pada masa penjajahan Jepang, golongan muda menculik Soekarno – Hatta ke
Rengasdengklok. Peristiwa tersebut terjadi tanggal 16 Agustus 1945. Golongan
muda memaksa Soekarno – Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Republik
Indonesisa. Usaha golongan muda
membuahkan hasil. Tanggal 1 Agustus 1945 Soekarno – Hatta memproklamirkan
kemerdekaan RI. Hingga saat ini tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari
kemerdekaan RI.
Pada masa kemerdekaan, pemerintahan orde lama dan orde baru berhasil ditumbangkan
oleh demonstrasi para pemuda dan mahasiswa. Alangkah besarnya peranan generasi
muda. Oleh karena itu, kemajuan bangsa pada masa sekarang dan masa yang akan
datang bergantung kepada pendidikan generasi mudanya. Yaitu pendidikan yang
menyeluruh, mencakup ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Generasi Muda Berkarakter
- Amanat Pembina Upacara: Akhlak Terpuji
- Pidato Upacara Bendera: Tentang Kejujuran
- Selanjutnya...
18 September, 2017
Amanat Pembina Upacara : Tata Tertib Sekolah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat
pembina upacara yang berjudul: Tata Tertib Sekolah Sekolah.
Tiap sekolah memiliki tata tertib sekolah. Setiap siswa wajib mematuhi
tata tertib tersebut. Bila tidak mematuhinya, maka siswa yang bersangkutan akan
mendapat sanksi. Bahkan dapat di skor atau dikembalikan kepada orang tuanya. Tata
tertib sangat penting. Ia seperti rel kereta api yang mengantarkan penumpangnya
ke tujuan.
Tata tertib sekolah bermanfaat untuk mengingatkan tugas siswa. Siswa dapat
tamat sekolah bila sudah menyelesaikan tugas demi tugas yang diberikan oleh
guru. Tugas-tugas tersebut sangat
penting untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa.
Tata tertib sekolah bermanfaat untuk mengefektifkan kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan sekolah. Kegiatan belajar mengajar tidak efektif jika
siswa tidak hadir tepat waktu. Ataupun jika siswa pulang ke rumah lebih cepat
dari waktu yang telah ditentukan.
Tata tertib sekolah bermanfaat untuk melatih tanggung jawab siswa. Tanggung
jawab untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas-tugas. Siap menerima akibat bila tidak melaksanakan tugas. Siap
mendapat nilai rapor yang rendah bila tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar
dengan baik.
Tata tertib sekolah bermanfaat untuk melatih disiplin siswa. Terutama
disiplin waktu. Tiap kegiatan ada waktunya. Ada waktu belajar, ada waktu untuk
bermain, ada waktu makan, sholat, istirahat, tidur dan sebagainya. Bila makan
tidak tepat waktu maka akan sakit. Bila tidur tidak tepat waktu maka akan sakit
juga. Oleh karena itu disiplin waktu sangat penting.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Kebersihan Sekolah
- Amanat Pembina Upacara: Disiplin Dimulai dari Diri Sendiri
- Pidato Upacara Bendera: Sekolah yang Menarik
- Selanjutnya...
17 September, 2017
Amanat Pembina Upacara : Kebersihan Sekolah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan
amanat pembina upacara yang berjudul: Kebersihan Sekolah
Sekolah adalah tempat para siswa belajar. Siswa belajar di
sekolah dari pagi hingga siang. Siswa belajar di sekolah agar menjadi pintar. Agar
dapat meraih cita-cita. Ada yang cita-citanya ingin menjadi polisi, tentara,
pengusaha, dokter, bidan, perawat, kyai, ustadz, presiden petani sukses,
pedagang sukses dan lain-lain.
Kebersihan sekolah harus dijaga. Agar sekolah menjadi tempat
yang nyaman untuk belajar sehingga para siswa dan tenaga kependidikan menjadi
betah. Kebersihan harus dijaga agar tubuh menjadi sehat. Bila lingkungan kotor
maka tubuh menjadi mudah terserang penyakit. Sekolah yang bersih menjadikan
sekolah sebagai tempat yang kondusif untuk belajar. Kondusif maksudnya tidak
ada gangguan lalat, bau-bauan, sampah dan lain-lain. Sekolah yang bersih
menjadikan siswa fokus untuk belajar, semangat belajar.
Untuk menjaga kebersihan sekolah maka piket kelas harus
bekerja dengan benar. Bagi siswa yang tidak piket kelas maka buanglah sampah
pada tempatnya. Agar lingkungan sekolah menjadi bersih. Agar meja dan kursi
menjadi bersih maka jangan mencoret-coret meja dan kursi jangan mencoret-coret sekolah. Kemudian yang buang air kecil, maupun air besar di toilet maka harus disiram
yang bersih, agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Tata Tertib Sekolah
- Amanat Pembina Upacara: Disiplin Dimulai dari Diri Sendiri
- Pidato Upacara Bendera: Sekolah yang Menarik
- Selanjutnya...
10 September, 2017
Amanat Pembina Upacara : Berani Bertanggung Jawab
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah
Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Berani Bertanggung Jawab
Setiap orang harus memiliki rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab akan membuat orang berfikir tentang akibat dari perbuatan yang akan dilakukan. Begitupun jika perbuatan itu terlanjur dilakukan, maka tidak boleh berlepas tangan. Jika lepas tangan, berarti tidak bertanggung jawab. Tentu kita semua tidak mau dibilang tidak bertanggung jawab bukan? Oleh karena itu mari berlatih bertanggung jawab.
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah
Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Berani Bertanggung Jawab
Setiap orang harus memiliki rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab akan membuat orang berfikir tentang akibat dari perbuatan yang akan dilakukan. Begitupun jika perbuatan itu terlanjur dilakukan, maka tidak boleh berlepas tangan. Jika lepas tangan, berarti tidak bertanggung jawab. Tentu kita semua tidak mau dibilang tidak bertanggung jawab bukan? Oleh karena itu mari berlatih bertanggung jawab.
Pertama bertanggung jawab terhadap kebersihan diri dan lingkungan, seperti mandi yang bersih, menyikat gigi, merapikan
tampat tidur atau kamar setelah bangun tidur. Apabila badan dan lingkungannya tidak bersih maka akan terkena penyakit
berbahaya.
Kedua bertanggung jawab mengerjakan
tugas pribadi seperti PR atau tugas dari sekolah, mengaji, shalat, mengulang pelajaran di rumah dan sebagainya. Apabila
tidak rajin belajar maka siap menerima nilai rapor yang rendah.
Ketiga bertanggung jawab menjaga diri dan barang-barang pribadi. agar selalu menjaga keamanan dan
berada di lingkungan yang aman. Apabila tidak
maka bersiaplah menghadapi hal-hal yang membahayakan.
Keempat bertanggung jawab menjalankan peraturan di rumah dan di sekolah. Peraturan di rumah misalnya menjaga kebersihan
rumah, seperti menyapu, mengepel, dan
sebagainya. Peraturan di sekolah misalnyamelaksanakan tugas piket kelas, datang dan pulang dari sekolah tepat waktu. Apabila tidak dilaksanakan maka siap menerima konsekuensinya.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang dapat diandalkan. Ia akan mendapat kepercayaan dan penghargaan serta penghormatan dari orang lain. Sehingga dapat mempermudah jalan menuju keberhasilan.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang dapat diandalkan. Ia akan mendapat kepercayaan dan penghargaan serta penghormatan dari orang lain. Sehingga dapat mempermudah jalan menuju keberhasilan.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Akhlak Terpuji
- Amanat Pembina Upacara: Disiplin Dimulai dari Diri Sendiri
- Pidato Upacara Bendera: Tentang Kejujuran
- Selanjutnya...
18 Mei, 2017
Amanat Pembina Upacara : Generasi Muda Berkarakter
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah
Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Generasi Muda Berkarakter.
Sebagai mana yang diketahui bahwa ranting kayu yang masih muda masih bisa diluruskan atau dibengkokkan. Tapi ranting kayu yang sudah tua, bila diluruskan atau dibengkokkan akan patah.
Generasi muda adalah generasi yang masih dalam masa pertumbuhan dan masa produktif. Generasi muda merupakan generasi penerus bangsa. Kemakmuran bangsa di masa yang akan datang bergantung pada generasi muda yang berakhlak, rajin, dan pintar. Oleh karena itu, negara dan masyarakat sangat berkepentingan dalam pendidikan generasi muda.
Penanaman karakter atau akhlak mulia akan lebih efektif bila dilaksanakan di masa muda. Karena efektifitas tersebut maka kewajiban belajar itu dilaksanakan pada usia muda pula.
Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap karakter generasi muda. Karena keluarga adalah lingkungan terkecil dan terdekat yang memiliki sentuhan langsung dengan anggota keluarganya. Seperti kata pepatah; buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap karakter. Bila lingkungannya baik maka akan memupuk karakter yang baik untuk menjadi semakin baik. Faktor sekolah atau pendidikan formal juga sangat berpengaruh terhadap karakter generasi muda. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda dengan yang berpendidikan rendah. Output pendidikan militer akan berbeda dengan kedokteran dan sebagainya.
Membiasakan berbuat baik, berkata benar, disiplin, jujur, rajin adalah jalan terbaik membentuk karakter. Bila ingin memiliki karakter yang baik tapi tidak bisa, maka berpura-puralah baik. Teruslah demikian sepanjang hidup. Hingga suatu saat kebiasaan baik tersebut akan melekat dan membentuk karakter yang baik secara permanen. Semoga generasi muda Indonesia semakin berkarakter.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Amanat Pembina Upacara: Generasi Muda Penerus Bangsa
- Pidato Upacara Bendera: Generasi Anti Korupsi
- Pidato Upacara Bendera: Akhlak Terpuji
- Selanjutnya...
15 Mei, 2017
Amanat Pembina Upacara : Disiplin Dimulai Dari Diri Sendiri
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati Ibu Kepala Sekolah
Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul: Disiplin dimulai dari diri sendiri.
Sudah diketahui bersama bahwa matahari adalah makhluk yang paling disiplin. Ia terbit pada waktu pagi dan tenggelam pada waktu sore. Ia terbit di timur dan tenggelam di barat. Seandainya ia tidak disiplin, maka kiamat telah tiba.
Sudah diketahui bersama bahwa matahari adalah makhluk yang paling disiplin. Ia terbit pada waktu pagi dan tenggelam pada waktu sore. Ia terbit di timur dan tenggelam di barat. Seandainya ia tidak disiplin, maka kiamat telah tiba.
Disiplin adalah melaksanakan hak dan kewajiban tepat waktu dan tempatnya. Siswa yang disiplin selalu datang ke sekolah tepat waktu. Tidak terlambat dan tidak terlalu cepat. Siswa yang disiplin akan mematuhi peraturan-peraturan di sekolah.
Disiplin adalah jalan menuju keberhasilan. Disiplin harus dimulai dari diri sendiri dan dilaksanakan sekarang juga. Kedisiplinan dapat dibentuk melalui hal-hal berikut ini:
1. Bangun tidur sebelum subuh dan tidur jam sembilan malam.
2. Sarapan sebelum ke sekolah. Bawalah bekal air minum dan makanan dari rumah.
3. Pulang sekolah berganti pakaian dan istirahat sejenak di rumah.
4. Buatlah jadwal kegiatan agar dapat lebih mudah mengatur waktu.
5. Tulislah kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.
6. Laksanakan evaluasi diri atas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.
7. Jadikanlah kegiatan-kegiatan tersebut sebagai rutinitas sehari-hari.
Disiplin adalah kunci kesuksesan. Disiplin dilakukan di rumah, di sekolah, di jalan raya dan tempat-tempat lainnya. Bila setiap orang bisa disiplin, maka masyarakatnya tertib, negaranya makmur sejahtera. Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang disiplin.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Tata Tertib Sekolah
- Pidato Upacara Bendera: Generasi Muda Berkarakter
- Amanat Pembina Upacara: Akhlak Terpuji
- Selanjutnya...
13 Mei, 2017
Amanat Pembina Upacara : Persatuan dan Kesatuan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah
Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari Senin ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Kepala Sekolah
Yang saya hormati Bapak dan Ibu Guru
Yang saya sayangi para siswa-siswi.
Pada hari Senin ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul persatuan dan kesatuan.
Sebagaimana yang diketahui bahwa sebatang lidi dapat dengan mudah dipatahkan, tapi seikat sapu lidi sulit untuk dipatahkan. Untuk mematahkannya, maka bukalah ikatannya, lalu patahkanlah lidinya satu persatu.
Sebagaimana yang diketahui bahwa sebatang lidi dapat dengan mudah dipatahkan, tapi seikat sapu lidi sulit untuk dipatahkan. Untuk mematahkannya, maka bukalah ikatannya, lalu patahkanlah lidinya satu persatu.
Negara Indonesia terdiri dari 17.508 pulau dan ribuan suku bangsa. Dahulu Indonesia pernah dijajah selama 350 tahun. Penjajah menggunakan prinsip devide et impera yang artinya memecah belah dan menjajahnya. Suku bangsa- suku bangsa di Indonesia dipecah belah lalu dijajah satu persatu.
Selama 350 tahun Indonesia tidak bisa menang melawan penjajah, karena Indonesia tidak bersatu. Lalu pada tanggal 28 Oktober 1928 para pemuda di seluruh Indonesia bersumpah untuk bersatu. Akibat dari persatuan tersebut maka tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia bisa merdeka.
Demikianlah pentingnya persatuan dan kesatuan bagi negara Indonesia. Oleh karena itu yang sangat dibutuhkan oleh NKRI adalah pemimpin yang bisa mempersatukan Indonesia. Bukan pemimpin yang selalu gaduh, serta memicu konflik yang memecah belah persatuan.
Gelar Profesor, Jenderal, Kyai, Pendeta dan gelar-gelar lainnya, bukan jaminan kapabilitas untuk mempersatukan Indonesia. Tapi setidaknya gelar-gelar tersebut dapat menambah kepercayaan rakyat untuk mempersatukan Indonesia. Semoga Indonesia tetap bersatu.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari Senin ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Pidato Upacara Bendera: Menumbuhkan Toleransi
- Pidato Upacara Bendera: Generasi Muda Berkarakter
- Amanat Pembina Upacara: Generasi Muda Penerus Bangsa
- Selanjutnya...
Langganan:
Postingan (Atom)