31 Agustus, 2018

Amanat pembina upacara: Tentang Israk Mi’raj

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan  menyampaikan amanat pembina upacara tentang Israk  Mi’raj.

Israk mi’raj terdiri dari dua kata yaitu israk yang artinya perjalanan di malam hari. Yaitu perjalanan nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram Mekkah ke masjidil Aqsha Palestina. Sedangkan mi’raj artinya naik ke langit tertinggi yaitu Sidratul Muntaha. Peristiwa ini terjadi pada tahun kesedihan. Nabi sangat sedih karena istri beliau satu-satunya telah meninggal dunia. Istrinya tersebut bernama Khadijah.  Tak lama kemudian pamannya yang bernama Abu Thalib juga meninggal dunia. Kedua orang tersebut adalah pendukung dan pelindung dakwah nabi Muhammad saw di Mekkah.

Perjalanan nabi Muhammad saw ke Masjidil Aqsha menimbulkan kesan bahwa agama Islam merupakan agama rahmatan lil’alamin. Agama kasih sayang bagi seluruh umat manusia. Bahwa agama Islam mengajarkan kasih sayang bagi alam semesta. Bahwa agama Islam bukan untuk satu kelompok manusia. Tapi untuk seluruh umat manusia di dunia.

Perjalanan Nabi Muhammad saw ke langit tertinggi adalah untuk menerima perintah shalat fardhu lima waktu langsung dari Allah swt. Shlalat fardhu lima waktu tersebut yaitu shalat subuh 2 rakaat, shalat Dzuhur 4 rakaat, shalat ‘Ashar 4 rakaat, shalat Maghrib 3 rakaat dan shalat ‘Isya 4 rakaat. Jumlah seluruhnya  adalah 17 rakaat.

Israk Mi’raj adalah salah satu mu’jizat Nabi Muhammad saw.  Sedangkan mu’jizat terbesar nabi Muhammad saw adalah al-Qur’an. Israk mi’raj adalah mu’jizat terbesar yang kedua, karena israk mi’raj  merupakan proses cikal-bakal turunnya perintah shalat fardhu lima waktu langsung dari Allah swt. 

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  1. Pidato Upacara Bendera: Tentang Idul Adha
  2. Amanat Pembina Upacara: Tahun Baru Islam
  3. Pidato Upacara Bendera: yang Islami
  4. Selanjutnya...

30 Agustus, 2018

Amanat pembina upacara: Yang Menghipnotis

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan  menyampaikan amanat pembina upacara yang menghipnotis.

Orang yang baik hati, sopan, sabar, tegas, berwibawa, berpenampilan menarik, akan dihormati dan disegani. Orang tersebut memiliki kharisma yang besar. Orang tersebut akan mudah membuat orang lain terpukau, terpesona bahkan terhipnotis.

Pada suatu hari Rasulullah saw sedang istirahat di bawah pohon kurma. Tiba-tiba datanglah seorang Arab baduy menghunus pedang ke leher Rasulullah. Ia berkata, wahai Muhammad, engkau sendirian sekarang. Siapakah yang akan menolong mu? Rasulullah menjawab, “Allah”. Da’tsur kaget mendengar jawaban Rasulullah yang penuh keyakinan. Ia seperti terpesona, terhipnotis, ataupun terpukau. Sehingga pedang yang dihunuskannya ke leher Rasulullah, terjatuh.

Kemudian Rasulullah mengambil pedang tersebut dan menghunuskannya ke leher Da’tsur. Rasulullah bersabda, sekarang siapa yang akan menolongmu? Da’tsur menjawab, tidak ada wahai Rasulullah kecuali jika engkau mau menolongku. Mendengar jawaban Da’tsur,  Rasulullah membebaskannya. Da’tsur terharu dan masuk Islam.
Demikianlah kebaikan hati Rasulullah telah meluluhkan hati Da’tsur. Orang yang baik hati, sopan, sabar, berwibawa, berpenampilan menarik, akan membuat orang lain terpukau, terpesona bahkan terhipnotis. Akhlak Rasulullah adalah contoh teladan bagi umat manusia. Dalam keadaan terdesak sekalipun ia tetap memiliki keyakinan. Ia pasrah dan tawakkal kepada Allah. Padahal jika tidak terdesak, tidak terhalang pohon kurma, tentu beliau bisa melarikan diri. Atau bahkan bisa membela diri.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  1. Pidato Upacara Bendera: yang Menyentuh
  2. Amanat Pembina Upacara: yang Singkat
  3. Pidato Upacara Bendera: yang Islami
  4. Selanjutnya...

29 Agustus, 2018

Amanat pembina upacara: Tentang Kerapian

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan  menyampaikan amanat pembina upacara tentang Kerapian.

Kerapian berasal dari kata rapi yang berarti teratur, tertata, tertib, beres tidak kusut, dan tidak acak-acakan.  Kerapian diri harus dijaga agar dapat mempermudah dalam beraktivitas. Kerapian pakaian, penampilan,  dan pekerjaan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam beraktivitas. Kerapian diri, pakaian, rumah dan lingkungan berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan rohani. Bahkan kerapian dapat menimbulkan rasa senang dan bahagia serta menimbulkan rasa hormat orang lain.
Rumah yang rapi dapat menciptakan kenyamanan setiap anggota keluarga serta kewibawaan. Demikian juga sekolah yang rapi dapat menciptakan kenyamanan bagi seluruh siswa, guru dan warga sekolah serta wibawa sekolah. Untuk menjaga kerapian, buanglah sampah pada tempatnya. Letakkan barang-barang pada tempatnya. Bersikaplah dengan sopan dan  tertib.

Kerapian dimulai dari dalam diri dan berefleksi ke luar,  ke lingkuangan sekitar. Bergaullah dengan orang-orang yang rapi agar termotivasi rapi. Keberhasilan akan lebih mudah diraih bila selalu bersikap rapi. Karena hasil yang baik berasal dari proses yang baik. Oleh karena itu jagalah selalu kerapian agar lebih mudah meraih keberhasilan.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  1. Pidato Upacara Bendera: Tentang Etika
  2. Amanat Pembina Upacara: Sopan Santun
  3. Pidato Upacara Bendera: Tentang Tata Krama
  4. Selanjutnya...

26 Agustus, 2018

Amanat pembina upacara: Gemar Membaca dan Menulis

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan  menyampaikan amanat pembina upacara tentang Gemar membaca dan menulis

Membaca adalah melihat dan memahami  isi tulisan dengan melafalkannya atau hanya dalam hati. Menulis adalah menuangkan isi pikiran dalam huruf, angka dan simbol-simbol. Bisa membaca belum tentu terampil menulis. Terampil menulis pastilah karena banyak membaca. Keterampilan menulis, tercipta karena banyak membaca. Oleh karena itu perbanyaklah membaca agar terampil menulis. 
Membaca adalah investasi yang sangat berharga. Pengalaman seseorang selama bertahun-tahun, dapat ditulis dalam sebuah buku, yang dapat dibaca dalam satu jam.  Membaca kisah sukses seseorang, dapat memotivasi pembaca agar sukses juga. Bahkan bisa lebih sukses. Rajin membaca bisa menghindarkan seseorang dari kisah klasik “keledai jatuh ke lubang yang sama, berkali-kali”.

Rajin membaca dapat membuat pintar, berwawasan luas, kreatif dan produktif. Di jalanan ada  gelandangan dan pengemis.  Mereka adalah orang-orang yang tidak kreatif dan tidak produktif. Rajin membaca dapat membuat nasib lebih beruntung dari mereka. Dengan banyak membaca, maka pikiran akan penuh dengan ide-ide kreatif dan produktif. Sehingga  akan termotivasi untuk menulis. Sehingga terciptalah keterampilan menulis.

Agar gemar membaca, mulailah dengan membaca cerita pendek, bacaan-bacaan yang ringan. Lalu secara bertahap dapat ditingkatkan dengan bacaan yang lebih berat. Agar gemar menulis, mulailah dengan menulis hal-hal yang ringan seperti jurnal harian. Walaupun cuma satu paragraf perhari. Lalu secara bertahap dapat ditingkatkan dengan tulisan yang lebih berat.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  1. Pidato Upacara Bendera: Hobi Untuk Kesuksesan
  2. Amanat Pembina Upacara: Bijak Menggunakan Media Sosial
  3. Pidato Upacara Bendera: Tentang Tata Krama
  4. Selanjutnya...

25 Agustus, 2018

Amanat pembina upacara: Bijak Menggunakan Media Sosial (Medsos)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan  menyampaikan amanat pembina upacara tentang Bijak Menggunakan Media Sosial (Medsos)

Media sosial adalah sarana untuk menjalin hubungan komunikasi antar individu atau kelompok. Media sosial adalah media online atau dalam jaringan (daring) yang menyebabkan setiap orang dapat menjalin komunikasi dengan siapa saja di seluruh dunia. Contoh medsos yaitu youtube, WhatsApp, Facebook, IG, Twitter, GooglePlus, Telegram, PATH dan lain-lain.

Medsos hendaknya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat. Misalnya untuk menyebarkan atau memperoleh  informasi yang baik. Sebagai sarana belajar mengajar atau media komunikasi dan silaturahmi. Menyebarkan kebohongan (hoax) adalah pelanggaran serius yang dapat diproses secara hukum. Menyinggung SARA dan menghina dalam  medsos juga merupakan pelanggaran hukum.

Contoh kasus pelanggaran di medsos yaitu mahasiswa S2 berinisial F yang menghina Kota Yogyakarta tahun 2014. Akibat perbuatannya ia dipenjara dua bulan. Seorang tukang sate berinisial M yang menghina presiden pada tahun 2014. Akibat perbuatannya ia berurusan dengan polisi.

Karena videonya menjadi viral di medsos, Seorang anak bernama Joni di NTT, mendapat banyak hadiah dari pihak pemerintah dan swasta. Ia diberi penghargaan karena memperbaiki tali di atas tiang bendera pada saat upacara peringatan 17 Agustus 2018. Sebaliknya seorang anak bernama Reza di Maluku,  tidak mendapat hadiah dari manapun. Padahal ia melakukan hal yang serupa dengan Joni. Karena aksi Reza tidak menjadi Viral di Medsos.

Demikian dampak positif dan negatif dari medsos yang luar biasa. Oleh karena itu marilah bersikap bijaksana dalam menggunakannya.  Misalnya berhati-hati dalam memposting foto atau data yang bersifat pribadi, karena dapat dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Berhati-hati dalam berteman karena medsos sering digunakan oleh pelaku kriminal untuk mencari korbannya. Jangan memposting sesuatu yang melanggar etika dan SARA. Dan yang terakhir, jagalah kerahasiaan password agar akun media sosial tersebut tidak disalahgunakan orang lain.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  1. Pidato Upacara Bendera: Tentang Tata Krama
  2. Amanat Pembina Upacara: Sopan Santun
  3. Pidato Upacara Bendera: Tentang Etika
  4. Selanjutnya...

24 Agustus, 2018

Amanat pembina upacara: Tentang Idul Adha

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan  menyampaikan amanat pembina upacara tentang Idul Adha

Idul  adha  adalah hari raya qurban. Yaitu memperingati kisah teladan nabi Ibrahim dan nabi Ismail. Kisah tersebut hanya terjadi pada masa rasul. Kisah tersebut tidak terjadi pada masa sekarang. Karena tidak ada rasul pada masa sekarang. Rasul terakhir adalah Muhammad saw.

Nabi Ibrahim tidak punya anak. Lalu ia berdo’a dan bernazar kepada Allah, bila punya anak maka anaknya akan dikurbankan untuk Allah. Akhirnya beberapa tahun kemudian, lahirlah putranya yang bernama Ismail. Ketika Ismail cukup umur, nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah untuk mengurbankan Ismail. Ibrahim meminta pendapat Ismail, ternyata Ismail setuju. Lalu ketika akan dikurbankan, Ismail diganti dengan kambing oleh Allah swt. Sehingga yang dikurbankan adalah kambing.

Demikianlah kisah teladan nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, yang taat kepada Allah swt. Mereka rela mengurbankan sesuatu yang sangat berharga demi ketaqwaan kepada Allah swt. Setiap seorang muslim yang mampu, disunnahkan untuk mengurbankan seekor kambing. Sedangkan tujuh orang muslim yang mampu disunnahkan untuk mengurbankan seekor sapi. Dan membagi-bagikan dagingnya untuk orang yang tidak mampu. Disunnahkan juga bagi setiap muslim untuk tidak makan setelah shalat subuh hingga shalat idul adha.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  1. Pidato Upacara Bendera: Tentang Israk Mi'raj
  2. Amanat Pembina Upacara: yang Islami
  3. Pidato Upacara Bendera: Tahun Baru Islam
  4. Selanjutnya...

23 Agustus, 2018

Amanat pembina upacara: Tentang Rajin Belajar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan berusaha menyampaikan amanat pembina upacara tentang Rajin Belajar

Belajar artinya meningkatkan kemampuan diri atau menambah keterampilan. Kemampuan diri dan keterampilan adalah sarana untuk mengatasi masalah-masalah dalam hidup. Sehingga dapat meraih kehidupan yang berkualitas.  Hanya orang-orang yang berkualitas yang dapat hidup berkualitas.

Di jalanan ada gelandangan dan pengemis yang hina. Hidup mereka hina dan tidak berkualitas. Sebaliknya, di kantor ada pengusaha dan pegawai, di sawah atau kebun ada petani, di laut ada nelayan dan pelaut,  di angkasa ada pilot dan astronot,  dalam mobil atau kereta api ada supir dan masinis, di pasar ada pedagang dan sebagainya. Mereka adalah para pekerja yang berkualitas.

Rajin belajar adalah cara terbaik untuk meningkatkan kualitas diri dan kualitas hidup. Agar rajin belajar, maka bergaullah dengan orang yang rajin belajar. Buatlah jadwal belajar harian dan mingguan. Tingkatkanlah porsi belajar sedikit demi sedikit. Tidur atau istirahatlah yang cukup. Belajarlah pada waktu yang nyaman misalnya waktu subuh. Duduklah yang baik di kursi belajar, jangan sambil tiduran. Pilihlah pakaian yang nyaman.

Pilihlah tempat belajar yang nyaman, bukan tempat yang berisik dan mengganggu. Gunakanlah alat bantu visual, audio dan kinestetik. Alat bantu visual seperti gambar, tabel, bagan. Alat bantu audio misalnya rekaman pelajaran atau ceramah. Alat bantu kinestetik misalnya gerakan tangan dan sebagainya. Buatlah ringkasan pelajaran. Dan ingatlah bahwa belajar sedikit demi sedikit lebih baik dari pada sistem kebut semalam.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
  1. Pidato Upacara Bendera: Semangat Belajar
  2. Amanat Pembina Upacara: Tentang Motivasi Belajar
  3. Pidato Upacara Bendera: Menuntut Ilmu adalah Ibadah
  4. Selanjutnya...

22 Agustus, 2018

Amanat pembina upacara: Tentang Motivasi Belajar


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara tentang motivasi belajar.

Motivasi belajar berperan penting dalam keberhasilan belajar. Tidak ada seorang siswa di dunia ini yang lahir langsung pintar. Tapi perlu proses belajar agar menjadi pintar. Kepintaran dipupuk diasah dilatih seusai dengan bakat dan hobi masing-masing. Setiap siswa memiliki bakat dan hobi yang berbeda-beda. Siswa yang belajar karena bakat dan hobi, akan lebih termotivasi dibandingkan karena dipaksa oleh orang tua. Tapi siswa yang masih anak-anak hobinya sering berubah-ubah dan bakatnya belum kelihatan jelas. Oleh karena itu peran orang tua dan guru adalah mengarahkan bakat dan hobinya, sampai bakat dan hobinya terlihat jelas.

Siswa yang memiliki minat atau hobi pramuka, mungkin berbakat menjadi tentara atau polisi. Siswa yang memiliki hobi olahraga dan biologi, mungkin berbakat menjadi dokter. Siswa yang hobi matematika dan fisika, mungkin berbakat menjadi insinyur atau tehnisi. Siswa yang hobi pelajaran bahasa mungkin berbakat menjadi sastrawan  dan sebagainya.

Tentara, polisi dokter, insinyur, tehnisi, satrawan, petani, guru, politikus, pengusaha dan sebagainya suatu saat nanti pasti akan tua dan pensiun. Maka para pelajar dan generasi mudalah yang akan menggantikan mereka. Mari tingkatkan motivasi belajar agar sukses. Misalnya dengan membuat jadwal atau agenda belajar harian dan mingguan. Belajar pada waktu yang tenang misalnya waktu subuh. Belajar dengan menggunakan alat bantu gambar, atau suara atau gerakan. Kemudian istirahatlah yang cukup. Bila sudah menguasai satu pelajaran, maka tambahlah pelajaran tersebut secara bertahap. Sehingga semakin lama semakin pintar, terlatih dan terampil.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
  1. Pidato Upacara Bendera: Tentang Rajin Belajar
  2. Amanat Pembina Upacara: Semangat Belajar
  3. Pidato Upacara Bendera: Meraih Cita-cita
  4. Selanjutnya...

21 Agustus, 2018

Amanat Pembina Upacara: Tentang Tata Krama

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Tuhan  semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam.

Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan berusaha menyampaikan amanat pembina upacara tentang Tata Krama.

Tata krama dapat disebut sopan santun, adab, etiket atau etika. Tata krama adalah aturan bersikap. Setiap perbuatan harus sesuai dengan aturan yang telah disepakati bersama. Orang yang memiliki tata krama yang baik akan disenangi atau dihormati. Sebaliknya orang yang tidak memiliki tata krama tidak akan disenangi dan tidak akan dihormati.

Setiap tempat ada tata kramanya. Misalnya di rumah, di sekolah, di rumah ibadah, di restoran, di pasar dan sebagainya. Tata krama makan, berbicara, berpakaian, bergaul, bekerja, berkendara dan sebagainya. Tata krama perlu dilaksanakan untuk kenyamanan dan kelancaran dalam beraktivitas.
Bila berkendara dengan kecepatan tidak sesuai aturan, maka akan membahayakan keselamatan. Bila berbicara kasar terhadap teman atau orang tua, maka akan menimbulkan ketidaknyamanan. Bila bersendawa atau kentut ketika makan, maka akan mengganggu selera makan orang lain. Bila aroma tubuh sangat tajam tentu sangat mengganggu orang lain dan sebagainya.

Orang yang tidak memiliki tata krama akan dijauhi, karena menimbulkan ketidaknyamanan. Sebaliknya orang yang memiliki tata krama akan disenangi oleh teman-temannya. oleh karena itu, agar disenangi maka marilah menjaga tata krama. Yaitu tata krama bermula dari hati tulus dan baik yang dipraktekkan dalam perbuatan sehari-hari.


Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  1. Pidato Upacara Bendera: Tentang Etika
  2. Amanat Pembina Upacara: Sopan Santun
  3. Pidato Upacara Bendera: Akhlak Terpuji
  4. Selanjutnya...

14 Agustus, 2018

Amanat Pembina Upacara: Tentang Waktu

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah Tuhan  semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam.

Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan berusaha menyampaikan amanat pembina upacara tentang waktu.

Waktu sangat berharga. Karena waktu tidak dapat terulang lagi. Hari-hari yang sudah berlalu, tidak akan kembali lagi. Oleh karena itu marilah memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Pergunakan waktu muda sebelum datang masa tua. Waktu kaya sebelum datang masa miskin. Waktu luang sebelum waktu sibuk. Waktu sehat sebelum datang waktu sakit. Waktu hidup sebelum datang waktu kematian.

Untuk menghargai waktu, alangkah baiknya untuk bisa membuat jadwal kegiatan harian. Dan melaksanakan jadwal yang telah dibuat tersebut dengan sebaik-baiknya. Kemudian mengevaluasi kegiatan yang sudah dilaksanakan dan yang belum. Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka ia beruntung. Tapi barang siapa yang hari kemarin lebih baik dari hari ini, maka ia merugi.

Orang sukses adalah orang yang selalu mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya. Sehingga ketika  kesempatan datang, ia telah siap menghadapi momentum dengan sebaik-baiknya. Orang tidak sukses adalah orang yang tidak mempersiapkan dirinya dengan sebaik-baiknya. Sehingga ketika  kesempatan datang, ia tidak siap menghadapi momentum dengan sebaik-baiknya.

Sukses atau tidak, beruntung atau tidak, disebabkan oleh persiapan-persiapan. Mari perbanyak belajar, latihan, membaca, silaturahmi, berdoa dan bekerja. Karena kesuksesan dan keberuntungan itu akan menghampiri orang-orang yang telah siap untuk sukses dan siap untuk beruntung. Mari isi waktu dengan hal-hal yang baik. Mari pergunakan waktu dengan sebaik-baiknya.

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  1. Amanat Pembina Upacara: Disiplin Dimulai dari Diri Sendiri
  2. Pidato Upacara Bendera: Tata Tertib Sekolah
  3. Pidato Upacara Bendera: Generasi Muda Berkarakter
  4. Selanjutnya...

12 Agustus, 2018

Amanat Pembina Upacara: HUT Kemerdekaan RI, Cinta Tanah Air


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Tuhan  semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam.

Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan berusaha menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dengan Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air.

Hadirin yang dimuliakan Allah…
17 Agustus 1945 adalah  hari kemerdekaan negara kita. Yaitu hari lahirnya bangsa Indonesia. Dengan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan saya berharap semoga kita lebih meningkatkan rasa cinta kepada negara Indonesia.

17 Agustus 1945 adalah anugerah Allah yang telah dilimpahkan kepada seluruh rakyat Indonesai yang telah berjuang sekian lamanya mengusir penjajah yang menggenggam bangsa dan negara kita selama kurang lebih 350 tahun. Mereka berkeinginan menguasai negeri ini selamanya, karena terdorong keadaan ibu pertiwi ini yang sangat subur tanahnya, kaya akan harta tambang dan sebagainya. Ratusan tahun bangsa Indonesia telah berusaha melepaskan diri dari cengkeraman penjajah melalui suatu perjuangan yang gigih sekali, tidak mengenal waktu dan tidak mengenal menyerah. Segala yang dimiliki oleh rakyat pada waktu itu dikorbankan untuk kepentingan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan negeri ini, baik tenaga, pikiran dan harta bendanya, bahkan sampai jiwapun diserahkan dengan sukarela. Rakyat pada waktu itu tidak mengenal takut karena peluru dan bom-bom yang berdentuman di hadapannya demi kemerdekaan bangsa dan negara tercinta. Puluhan juta rakyat gugur  dan bercucuran darahnya di tengah medan pertempuran.

Hadirin yang dimuliakan Allah…
Adalah suatu kenyataan sejarah bahwa di antara sekian banyak rakyat yang berjuang dan gugur di medan pertempuran untuk memperoleh kemerdekaan tanah air kita adalah kaum muslimin yang dipimpin langsung oleh ulama. Itulah sebabnya ribuan ulama gugur di medan pertempuran. Kesungguhan umat Islam yang begitu besar didorong oleh rasa tanggung jawab dan kecintaan yang membara terhadap tanah airnya. Sebagaimana sabda Rasulullah:
 حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الْاِيْمَانِ

(Hubbul waton minal imaan)
Cinta tanah air adalah salah satu bagian dari iman.

Marilah kita kaum muda Indonesia memperjuangkan bangsa Indonesia, selalu bersemangat dan selalu optimis untuk memberikan yang terbaik untuk tanah air tercinta. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan belajar dan berprestasi. Harumkan nama bangsa di kancah dunia. Isi kemerdekaan Indonesia dengan sebaik-baiknya serta dengan rasa cinta kepada tanah air.

Yakinlah bahwa kita ini adalah generasi muda penerus bangsa yang mampu memberikan perubahan untuk bangsa tercinta ini. Selamat berjuang, semangat belajar untuk menjadi generasi muda yang lebih baik.
Dirgahayu Indonesiaku.
Merdeka! Merdeka!

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  1. Pidato Upacara Bendera: Nasionalisme dan Patriotisme
  2. Amanat Pembina Upacara: Menumbuhkan Toleransi
  3. Pidato Upacara Bendera: Persatuan dan Kesatuan
  4. Selanjutnya...

09 Agustus, 2018

Amanat Pembina Upacara: HUT Kemerdekaan RI, Nasionalisme dan Patriotisme


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Tuhan  semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam.

Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Bapak / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan berusaha menyampaikan amanat pembina upacara yang berjudul Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dengan meningkatkan Rasa Nasionalisme dan Patriotisme.

Hadirin yang dimuliakan Allah…
Tangal 17 Agustus kita merayakan ulang tahun kemerdekaan negara kita. Dengan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan saya berharap semoga kita lebih meningkatkan jiwa patriotisme dan nasionalisme kepada tanah air tercinta.

Peringatan ini sekaligus mengajak dan memotivasi kita untuk lebih meningkatkan semangat belajar agar lebih rajin lagi. Sebagai generasi muda, kita haris bisa menjadi generasi yang membuat negara tercinta kita makmur dan tentram.

Betapa hebatnya para pejuang bangsa dalam mempertahankan dan merebut kemerdekaan negara kita dari tangan penjajah.  kita sebagai rakyat Indonesia dan sebagai bangsa yang besar harus dapat menghormati dan menghargai jasa para pahlawan bangsa kita.

Bentuk penghargaan tersebut yaitu dengan meneruskan perjuangan para pahlawan. Meneruskan perjuangan mereka bukan berarti berperang. Tetapi dengan meningkatkan kualitas diri. Maka perjuangan kita adalah memajukan bangsa ini.

Hadirin yang dimuliakan Allah…
Peranan generasi muda sekarang ini sangatlah penting demi kemajuan dan ketentraman negara kita untuk masa depan. Pada masa sekarang generasi muda lebih bersikap individualisme, bersikap hedonisme (hura-hura), terjadi kejahatan asusila serta kriminal dan runtuhnya jiwa nasionalisme.

Keyakinan harus senantiasa ditumbuhkan dan harus ada dalam diri kita. Lakukan perubahan agar rakyatnya sejahtera. kita sekarang ini menjadi penopang bangsa Indonesia. Kita memiliki tugas yang sangat penting untuk memajukan bangsa Indinesia di segala bidang.

Marilah kita kaum muda Indonesia bangkit kembali, memperjuangkan bangsa Indonesia, selalu bersemangat dan selalu optimis untuk memberikan yang terbaik untuk tanah air tercinta. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan belajar dan berprestasi. Harumkan nama bangsa di kancah dunia. Isi kemerdekaan Indonesia dengan sebaik-baiknya serta dengan semangat nasionalisme dan patriotisme.

Yakinlah bahwa kita ini adalah generasi muda penerus bangsa yang mampu memberikan perubahan untuk bangsa tercinta ini. Selamat berjuang, semangat belajar untuk menjadi generasi muda yang lebih baik.
Dirgahayu Indonesiaku.
Merdeka! Merdeka!

Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini.
Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  1. Pidato Upacara Bendera: Cinta Tanah Air
  2. Amanat Pembina Upacara: Menumbuhkan Toleransi
  3. Pidato Upacara Bendera: Persatuan dan Kesatuan
  4. Selanjutnya...